Minggu, 31 Januari 2010

BIARKAN MASA DEPAN DATANG SENDIRI

Hikmah Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam ghaib dan belum turun ke bumi. Maka tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum sampai di atasnya. Sebab siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu?

----------

“Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya.” (QS. An-Nahl: 1)

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi. Apakah Anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan, atau memetik buah-buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Lalu, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, meramalkan bencana-bencana yang bakal ada di dalamnya? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam ghaib dan belum turun ke bumi. Maka tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum sampai di atasnya. Sebab siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu? Bisa jadi kita akan terhenti jalan kita sebelum sampai ke jembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa jadi pula, kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya.

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam ghaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru diduga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thulul amal (angan-angan yang terlalu jauh). Secara nalar, tindakan itu pun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia ini justru banyak yang termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit, dan krisis ekonomi yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang diajarkan di “sekolah-sekolah syetan”.

“Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia.” (QS. Al-Baqarah: 268)

Mereka yang menangis sedih menatap depan adalah yang menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit menahun, dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada di “genggaman yang lain” tentu tidak akan menggadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila justru menyibukkan diri dengan sesuatu yang belum ada dan tak berwujud.

Biarkan esok hari itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya! Sebab, hari ini Anda sudah sangat sibuk.

Jika Anda heran, maka lebih mengherankan lagi orang-orang yang berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit di dalamnya dengan bersedih hari ini. Oleh karena itu, hindarilah angan-angan yang berlebihan!


Jangan Menunggu “Terima Kasih” dari Seseorang


Hikmah Karena itu, siapa saja yang kebaikannya diabaikan dan dilecehkan oleh orang orang yang menyalahi fitrahnya, sudah seyogyanya menghadapi semua itu dengan kepala dingin. Dan, ketenangan seperti itu akan mendatangkan balasan pahala dari Dzat Yang perbendaharaan Nya tidak pernah habis dan sirna....

----------

Allah menciptakan para hamba Nya agar selalu mengingat Nya, dan Dia menganugerahkan rezki kepada setiap makhluk ciptaan Nya agar mereka bersyukur kepada Nya. Namun, mereka justru banyak yang menyembah selain Dia dan banyak pula yang bersyukur kepada selain Dia.

Tabiat untuk meningkari, membangkang, dan meremehkan suatu kenikmatan adalah penyakit yang umum menimpa jiwa manusia. Karena itu, Anda tak perlu heran dan resah bila mendapatkan mereka mengingkari kebaikan yang pernah Anda berikan, mencampakkan budi baik yang telah Anda tunjukkan, serta melupakan bakti yang telah Anda persembahkan. Bahkan, Anda tak usah resah bila mereka pun memusuhi Anda dengan sangat keji dan membenci Anda sampai mendarah daging, sebab semua itu mereka lakukan adalah justru karma Anda berbuat baik kepada mereka.

“Dan, mereka tidak mencela (Allah dan Rasul Nya) kecuali karma Allah dan Rasul Nya telah melimpahkan karunia Nya kepada mereka.” (QS. At Taubah: 74)

Coba Anda buka kembali catatan dunia tentang perjalanan hidup ini! Dalam salah satu babnya diceritakan: syahdan, seorang ayah telah memelihara anaknya dengan baik; ia memberinya makan, pakaian dan minum, mendidiknya hingga menjadi orang pandai, rela tidak tidur demi anaknya, rela untuk tidak makan asal anaknya kenyang, dan bahkan, mau bersusah payah agar anaknya bahagia. Namun lacur, ketika sudah berkumis lebat dan kuat tulang tulangnya, anak itu bagaikan anjing galak yang selalu menggonggong kepada orang tuanya. la tak hanya berani menghina, tetapi juga melecehkan, acuh tak acuh, congkak, dan durhaka terhadap orang tuanya. Dan semua itu, ia tunjukkan dengan perkataan dan juga tindakan.

Karena itu, siapa saja yang kebaikannya diabaikan dan dilecehkan oleh orang orang yang menyalahi fitrahnya, sudah seyogyanya menghadapi semua itu dengan kepala dingin. Dan, ketenangan seperti itu akan mendatangkan balasan pahala dari Dzat Yang perbendaharaan Nya tidak pernah habis dan sirna.

Ajakan ini bukan untuk menyuruh Anda meninggalkan kebaikan yang telah Anda lakukan selama ini, atau agar Anda sama sekali tidak berbuat baik kepada orang lain. Ajakan ini hanya ingin agar Anda tak goyah dan terpengaruh sedikitpun oleh kekejian dan pengingkaran mereka atas semua kebaikan yang telah Anda perbuat. Dan janganlah Anda pernah bersedih dengan apa saja yang mereka perbuat.

Berbuatlah kebaikan hanya demi Allah semata, maka Anda akan menguasai keadaan, tak akan pernah terusik oleh kebencian mereka, dan tidak pernah merasa terancam oleh perlakuan keji mereka! Anda harus bersyukur kepada Allah karena dapat berbuat baik ketika orang orang di sekitar Anda berbuat jahat. Dan, ketahuilah bahwa tangan di atas itu lebih baik dari tangan yang di bawah.

“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (QS. Al Insan: 9)

Masih banyak orang berakal yang sering hilang kendali dan menjadi kacau pikiranya saat menghadapi kritikan atau cercaan pedas dari orang orang sekitarnya. Terkesan, mereka seolah olah belum pernah mendengar wahyu ilahi yang menjelaskan dengan gamblang tentang perilaku golongan manusia yang selalu mengingkari Allah. Dalam wahyu itu dikatakan:

“Tetapi setelah Kami hilangkam bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. YinuS: ia)

Anda tak perlu terkejut manakala menghadiahkan sebatang pena kepada orang bebal, lalu is memakai pena itu untuk menulis cemoohan kepada Anda. Dan Anda tak usah kaget, bila orang yang Anda beri tongkat untuk menggiring domba gembalaannya justru memukulkan tongkat itu ke kepala Anda. Itu semua adalah watak dasar manusia yang selalu mengingkari dan tak pernah bersyukur kepada Penciptanya sendiri Yang Maha Agung nan Mulia. Begitulah, kepada Tuhannya saja mereka berani membangkang dan mengingkari, maka apalagi kepada saya dan Anda!

0 komentar:

KELUARGA BESAR YUS SURONO ALAMAT DESA ROGOWANGSAN RT 03 RW 02 PATI KIDUL PATI
Photobucket

yus
yuskeren@yahoo.co.id
Subject
Message
Image Verification
captcha
Please enter the text from the image: [ Refresh Image ] [ What's This? ]

New Year Grab a Funny Picture from pYzam.com